Di indonesia sendiri bertanam dengan sistem hidroponik saat ini sudah mulai banyak dilirik oleh berbagai kalangan, tidak perlu punya basic ilmu tani yang ahli, tidak juga perlu punya lahan pertanian yang luas, siapapun bisa menjadi petani hidroponik cukup hanya dengan mengandalkan pekarangan rumah, teras loteng, pagar rumah, belakang rumah yang area lainnya yang mendapatkan sinar matahari yang cukup.

Hidroponik banyak dipilih karena sistem pertanian ini terbilang sangat praktis jika dibandingkan dengan sistem pertanian konvensional, berikut beberapa kelebihan menanam dengan sistem hidrponik dibandingkan dengan sistem konvensional (pertanian biasa):

1. di sistem hidroponik, kita tidak perlu lagi memikirkan jadwal menyiram tanaman karena hidrponik di tanam menggunakan media air.

2. Kita juga tidak perlu mengolah tanah yang bisa mengakibatkan kotor karena ditanaman menggunakan air.

3. Dalam sistem hidrponik kita tidak perlu memikirkan cara membersihkan gulma atau rumput hama disekitar tanaman hidrponik, karena dalam sistem hidrponik sangat kecil peluang rumput tumbuh di sekitar tanaman hidrponik, bahkan peluangnya 0%,

4. Dalam hidrponik kita tidak perlu memikirkan hama tanaman, jika sistem hidrponik dibuat dengan baik sangat kecil pelunag hama tanaman menyerang tanaman. sehingga tanaman hidrponik akan lebih sehat dan terhindar dari semprotan pestisida.

5. Pertumbuhannya lebih cepat
Pertumbuhan tanaman hidrponik jika dikelola dengan benar, pertumbuhannya terbilang lebih cepat, lebih lebat dan lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan sistem pertanian konvensional.

6. Perawatan lebih mudah.
Perawatan sistem pertanian hidrponik lebih mudah, kita hanya perlu memperhatikan air nutrisi jangan sampai habis, memperhatikan nilai PPM & PH air nutrisi cukup dilakukan seminggu sekali.


Walaupun memiliki banyak kelebihan dan ke praktisan, ternyata ada banyak sekali masalah dalam sistem hidrponik yang bisa dialami oleh anda terutama para petani hidroponik pemula.

Permasalahan -permasalahan dalam bertani dengan sistem hidroponik harus dikenali dengan baik oleh setiap petani hidrponik, terutama petani hidrponik pemula, agar bisa diantisifasi sehingga jika kita mengalami permasalahan serupa bisa tahu solusi untuk mengatasinya, sehingga kita bisa menjadi petani yang sukses dunia akhirat...hehe.

Masalah dalam hidroponik

Ada banyak sekali masalah yang bisa muncul ketika anda bertanam dengan sistem hidrponik, masalah ini bisa saja anda alami baik anda petani hidrponik pemula bahkan hidrponik yang sudah berpengalaman sekalipun. berikut adalah beberapa masalah yang sering sekali dialami oleh para petani hidrponik.

Berikut beberapa masalah dalam sistem hidrponik:

#1: Kulitang/Etiolosi

Kutilang (Kurus tinggi langsing) atau bahasa kerennya (bahasa ilmiahnya) adalah etiolosi, merupakan kondisi yang sering terjadi pada semaian benih tanaman sayuran dimana postur tubuh tanaman kurus, tinggi dan langsing serta berwarna pucat seperti gambar di bawah ini:

benih tanaman kutilang
Contoh tanaman kutilang
Kutilang sering dialami oleh para petani hidroponik terutama pada pertumbuhan benih yang disemai, untuk mengenali kutilang berikut ciri-ciri yang dapat anda amati:
  • Batang tanaman terlihat lebih panjang akibat tingginya kandungan air akan tetapi batang terlihat tidak kokoh (kurus)
  • Tanaman terlihat lemah dan pucat
  • Memiliki daun yang kecil-kecil , tipis, dan berwarna pucat. Kondisi ini dikarenakan kandungan klorofil yang sedikit
  • Memiliki akar yang kurang lebat

Kutilang bisa terjadi karena tanaman/benih kurang atau minim sekali mendapatkan sinar matahari yang cukup, misal diletakan ditempat gelap dalam waktu yang lama, sehingga hormon auksin pada tanaman bekerja lebih  aktif yang menyebabkan pertumbuhan tanaman lebih cepat.

Cara agar benih tidak Kutilang 
Ketika anda menyemai benih anda bisa saja meletakan benih ditempat gelap untuk memancing hormon auksin aktif agar pertumbuhan lebih cepat, namun jangan terlalu lama, jika biji sudah pecah atau sprout benih harus cepat mendapatkan sinar matahari yang cukup. dijamin tidak kutilang.

#2: Busuk Akar

Permasalahan ke dua yang sering dialami oleh para petani hidrponik adalah busuk akar, busuk akar adalah kondisi dimana akar tanaman hidrponik membusuk yang sisebabkan oleh patogen jamur yang menyerang akar.

Busuk akar banyak dialami pada sistem hidrponik yang menggunakan sistem dengan air tergenang/ air yang tidak dialirkan seperti sistem rakit apung, sistem wick atau sistem kratky, jika daun menguning dan layu maka anda harus periksa kondisi akar tanaman, jika kondisi akar terlihat seperti gambar di bawah ini, itu sudah dipastikan tanaman anda terkena busuk akar.

contoh tanaman hidrponik terkena busuk akar


Tanaman pada sistem hidrponik tersebut memiliki potensi untuk terserang busuk akar apabila suplai oksigen pada air nutrisi kurang, kurangnya ventilasi udara dan media instalasi mudah menyerap panas karena penggunaan warna yang dominan gelap, sehingga suhu air nutrisi mudah naik.

Cara menghindari busuk akar
Untuk menghindari busuk akar jalan satu-satunya adalah memastikan agar air nutrisi suhunya tetap dingin juga pastikan air nutrisi mendapatkan banyak suplai oksigen, untuk menghindari busuk akar beberapa hal berikut bisa anda lakukan:

1. Mencat media instalasi dengan warna yang lebih terang atau melapisi media instalasi tanaman hidrponik dengan alumunium voil agar cahaya matahari mudah dipantulkan dan tidak menyerap panas, sehingga suhu air nutrisi tetap terjaga dingin.

2. Menambah aerator atau selang oksigen pada air nutrisi.
Anda bisa menggunakan aerator atau menambah selang oksigen pada pompa, beberapa pompa ada yang dilengkapi dengan selang oksigen, silahkan gunakan dan manfaatkan agar air nutrisi mendapatkan suplai oksigen yang cukup untuk tanaman.

3. Memilih air baku yang bersih dan berkualitas.
Patogen jamur bisa bersumber dari air baku yang digunakan untuk air nutrisi, ketika lingkungan mendukung, suhu air panas dan oksigen kurang patogen jamur akan mudah sekali tumbuh yang bisa menyerang akar hingga terjadi pembusukan, oleh karena itu pastikan anda menggunakan air baku yang sudah dapat dipastikan kebersihannya, ppmnya rendah, memiliki PH yang rendah juga bersih.

#3: Daun Menguning


contoh daun tanaman hidrponik menguning
Ada banyak penyebab kenapa daun hidrponik bisa menguning, bisa karena kekurangan nutrisi, bisa karena kelebihan nutrisi, bisa karena busuk akar, karena suhu disekitar akar panas dan lain sebagainya, jika daun kuning anda harus mengenali gejalanya terlebih dahulu baru setelah diketahui penyebabnya anda bisa mengatasinya.

Mengenai kuning pada dun hidrponik, anda bisa baca artikel berikut:
Penyebab daun menguning pada tanaman hidrponik dan cara mengatasinya.

#4: Daun Menggulung

Permasalahan daun kecil dan menggulung juga sering dialami oleh para petani hidrponik terutama pada tanaman sayuran daun seperti kangkung, pakcoy dan jenis sawi-sawian.

Penyebab daun menggulung dan kecil biasanya karena kelebihan nutrisi, saya sendiripun pernah mengalaminya pada tanaman hidrponik pakcoy yang saya tanam menggunakan sistem DFT, daun memang terlihat hijau, namun pertumbuhan daun tidak maksimal, daun tumbuh menggulung di ujung sisi-sisinya dan dau sulit sekali besar.

Contoh daun hidrponik hijau tapi mengulung

Solusinya jika daun berwarna hijau pekat namun menggulung kecil, maka coba untuk mengurangi nutrisi sedikit-sedikit lalu amati, berdasarkan pengalaman saya, umumnya menggulung pada daun seiring pengurangan nilai PPM pada nutrisi akan kembali normal.

#5: Pertumbuhan Tanaman kurus dan kerdil.

Permasalahan kelima yang sering dialami oleh para petani hidrponik terutama para petanik hidrponik pemula yang belum berpengalaman adalah pertumbuhan tanaman kurus dan kerdil.

Penyebab kenapa tanaman sulit berkembang dan pertumbuhannya kurus dan kerdil, walaupun kebutuhan nutrisi sudah sesuai anjuran biasanya disebabkan oleh kekurangan oksigen pada air nutrisi, dan air baku memiliki PPM yang tinggi.

Saya pribadipun pernah mengalaminya ketika menggunakan sistem wick dengan botol bekas, dan ketika dibandingkan dengan sistem DFT pertumbuhannya jauh sekali, DFT lebih besar sementara yang menggunakan sistem wick sepertinya tanaman sulit sekali berkembang, bahkan ketika menjelang panen pun pertumbuhannya kecil dan kerdil.

Solusi agar tanaman hidrponik tidak kurus dan kerdil:

a. Pastikan air nutrisi mendapatkan suplai oksigen yang cukup, silahkan tambahkan aerator atau pompa udara, atau jika menggunakan sistem wick, seringlah untuk mengobok-obok air nurtisi di setiap pagi, siang dan sore hari agar air nutrisi mendapatkan oksigen yang cukup yang bermanfaat untuk akar.

b. Pastikan menggunakan air baku dengan nilai PPM yang kecil, setidaknya di bawah 100 PPM lebih kecil akan lebih baik.

c. Pastikan Sirkulasi air pada talang instalasi hidrponik cukup kencang dan tersirkulasi dengan baik.

d.Pastikan Suhu air nutrisi tetap terjaga, suhunya tidak naik, dengan cara memilih warna terang dan jika cukup modal bisa menggunakan pelapis alumunium voil.

e. Pastikan PPM terpenuhi dengan baik,
Ini yang tidak kalah pentingnya, pemberian nutrisi harus sesuai dengan anjuran umumnya setiap tanaman memiliki konsumsi nutrisi seiring usia.

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar yang sesuai dengan topik, Mohon Maaf komentar dengan nama komentator dan isi komentar yang berbau P*RN*GRAFI, OB*T, H*CK, J*DI dan komentar yang mengandung link aktif, Tidak akan ditampilkan!