Anda Pemula atau anda berpengalaman namun ingin mencoba sistem hidroponik rakit apung untuk pertama kali, sebaiknya baca artikel ini baik-baik dari awal hingga akhir, artikel ini akan memberikan informasi yang bermanfaat untuk anda terkait sistem hidroponik rakit apung.

Sistem hidroponik yang paling sederhana dalam pemeliharaan adalah hidroponik sistem rakit apung, selain untuk sekala industri, sistem hidroponik jenis ini bisa juga digunakan untuk sekala rumahan. Namun jangan salah walaupun terbilang cukup sederhana hidroponik sistem rakit apung memerlukan modal yang cukup besar untuk memulainya.

Konsep hidroponik rakit apung adalah merendam atau menyentuhkan bagian dasar netpot / rockwoll tempat tumbuh akar tanaman ke dalam permukaan air nutrisi pada bak penampung yang sudah diisi air yang mengandung larutan nutrisi dengan volume tertentu.

Hidroponik sistem rakit apung

Agar setiap dasar netpot dapat menyentuh permukaan air yang berisi larutan nutrisi pada bak penampungan, maka pada hidroponik rakit apung dibutuhkan media untuk meletakan netpot yang dapat mengapung di atas air, ada banyak media rakita apung yang dapat digunakan, namun salah satu media yang sering digunakan adalah styrofoam.

Agar styrofoam dapat digunakan untuk menempatkan netpot, styrofoam harus dilubagi dengan ukuran lubang sebesar netpot yang digunakan. Jarak antar lubang juga harus diperhatikan, pada sistem hidroponik rakit apung, jarak antar ubang untuk meletakan netpot seidaknya harus berjarak 15 x 15 cm.

Untuk area tanam yang lebih luas umumnya  media yang digunakan untuk menampung air yang berisi larutan nutrisi adalah terpal  yang biasa digunakan untuk budidaya ikan lele, terpal dapat dipasang pada penyangga yang terbuat dari kayu atau baja ringan yang didesain seperti  bak penampung. Ketinggian bak harus dapat menampung air dengan ketinggian 20 cm.

Bahan yang digunakan untuk memulai hidrponik sistem rakit apung.


Untuk memulai menanam tanaman hidroponik dengan sistem rakit apung, ada beberapa bahan yang harus dipersiapkan yaitu:

1. Styrofoam
Styrofoam digunakan untuk rakit apung dimana pada permukaanya akan dibuat lubang-lubang  dengan ukuran tertentu untuk meletakan netpot atau langsung untuk meletakan rockwol.

2. Bak Air nutrisi
Bak untuk menampung air nutrisi bisa menggunakan wadah dari plastik, namun untuk sekala lebih luas kita bisa menggunakan terpal  yang dipasang pada kerangka instalasi baja ringan atau kayu yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bak penampung yang dapat menampung air dengan ketinggian 20 cm.

3. Netpot
Netpot digunakan sebagai media tempat meletakan tanaman, setiap netpot akan dimasukan pada lubang-lubang yang sudah dibuat di permukaan styrofoam.

Oh ya pada sistem rakit apung sebenarnya bisa juga tidak menggunakan netpot, namun hanya lubang di styrofoam dibuat lebih kecil seukuran rockwol, jadi rockwol yang sudah berisi benih yang sudah tumbuh langsung dimasukan kedalam lubang tersebut, tapi lebih baik pakai netpot agar lebih rapih dan lebih mudah dibongkar pasang dan bisa menyesuaikan dengan ukuran tanaman ketika besar.

4. Rock woll
Rockwoll adalah media tanam yang sering digunakan pada sitem hidroponik, anda bisa menggunakan rockwoll dari mulai penyemaian hingga penanaman, ketika benih sudah tumbuh pada rockwoll, benih tersebut bisa langsung diletakan pada netpot sekaligus dengan rockwollnya, selanjutnya netpot yang sudah berisi media tanam diletakan pada lubang di styrofoam.

5. Terpal
Terpal dapat digunakan untuk sistem hidroponik rakit apung dengan sekala lebih luas, kita bisa memilih terpal yang biasa digunakan untuk beternak ikan lele. Terpal yang digunakan sebaiknya terpal dengan warna terang, dan jika ada lebih baik memilih terpal dengan warna silver agar bisa memantulkan cahaya masuk sehingga bisa menjaga suhu air nutrisi tetap dingin.

6. Alumunium foil.
Alumunium foil digunakan untuk melapisi permukaan luar dari rakit apung (styrofoam), penggunaan alumunium foil sebenarnya tidak wajib apalagi di area perkebunan dengan udara dingin, namun di area perkebunan hidroponik dengan udara panas sebainya menggunakan alumunium foil untuk membungkus lapisan luar dari styrofoam, gunanya agar rakit apung yang dibuat dari styrofoam bisa memantulkan cahaya masuk, sehingga suhu air larutan nutrisi yang berada di bawahnya tidak mudah panas.

Anda bisa beli styrofoam di toko-toko bangunan yang biasa digunakan sebagai atap baja ringan, alumunium poil bisa dipasang pada permukaan luar styrofoam untuk memantulkan cahaya, selama kondisi air tetap dingin dan akar cukup mendapatkan oksigen pantulan dari styrofoam tidak akan membuat daun sayuran layu.

7. Aerator/Pompa Udara
Aerator atau pompa udara digunakan untuk mensirkulasi oksigen ke dalam air larutan nutrisi, sehingga larutan nutrisi akan kaya oksigen yang sangat diperlukan oleh akar tanaman, ketika air nutrisi kaya akan oksigen maka pertumbuhan tanaman akan menjadi lebih cepat dan tanaman tidak akan mudah layu.

Selain Aerator anda juga bisa menggantinya dengan pompa air kecil yang bisa dipasang diaquarium yang dapat memompa air nutiri kemudian dikeluarkan kembali melalui pipa sehingga memancar, cara ini juga cukup bagus untuk menjaga sirkulasi oksigen di dalam air nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh tanaman hidrponik, sehingga pertumbuhan tanaman menjadi lebih bagus.

Oh ya jumlah aerator sebaiknya diperhatikan, sesuaikan dengan luas kolam / bak penampung yang digunakan, jika kolam atau bak penampung luas maka gunakan lebih dari satu pompa udara agar udara dapat merata keseluruh larutan air nutrisi.

Cara Membuat instalasi Hidroponik sistem rakit apung

Untuk membuat instalasi hidroponik sistem rakit apung kita bisa menggunakan wadah penampung atau bak yang dibuat dari terpal yang dipasang pada kerangka baja ringan atau kayu yang dibuat seperti bak.
Skema instalasi hidroponik sistem rakit apung

1. Silahkan siapkan bak penampungan baik menggunakan wadah maupun menggunakan  rangka dari baja ringan atau kayu yang dibuat seperti bak, kemudian gunakan terpal dan rangka bak baja ringan yang kita buat sehingga menyerupai bak.

2. Isi bak penampung dengan air, kurang lebih dengan ketinggian 20 centimeter.

3. Larutkan Nursi ABMix pada bak penampung yang sudah berisi air, sebaiknya perhatikan takaran larutan nutrisi, silahkan sesuaikan dengan volume air yang digunakan. (untuk mencampur ABMIx sebaiknya anda belajar pada ahlinya dan pahami caranya, agar sistem hidroponik anda berhasil).

4. Pasang Aerator ke dalam bak yang berisi air larutan nutrisi, pastikan Aerator menyala dan gelembung-gelembung udara nampak mengisi volume air dalam bak penampung.


5. Siapkan styrofoam yang sudah diberikan lubang-lubang di permukaaannya,  jarak lubang diperhatikan setidaknya 15 cm x 15 cm antar setiap lubang, sedangkan besar lubang disesuaikan dengan ukuran netpot.

6. Letakan Styrofoam pada permukaan air, styrofoam akan mengapung dipermukaan air, kemudian susun styrofoam pada permukaan air nutrisi sehingga kelihatan rapi dan menutup seluruh permukaan air.

7. Siapkan Netpot dan Rockwoll yang berisi benih tanaman yang sudah tumbuh, kemudian masukan setiap benih yang sudah tumbuh beserta rockwollnya pada netpot, pastikan menyentuh dasar dari netpot.

8. Pasang netpot pada lubang-lubang di styrofoam, pastikan bagian dasar netpot menyentuk permukaan air nitrisi pada bak penampungan.


9. Tunggu, Amati dan pelihara tanaman hidroponik anda hingga bisa dipanen.

Kendala pada hidroponik sistem rakit apung

Menanam hidroponik dengan sistem rakit apung tidaklah mudah, ada banyak kendala-kendala yang bisa anda dapati ketika terjun kedunia hidroponik sistem rakit apung, satu kendala yang sering dihadapi adalah sebagai berikut:

1. Busuk akar.

Busuk akar biasanya disebabkan oleh jamur pythium yang bersarang diakar tanaman hidroponik sehingga akar hidroponik menjadi busuk dan menyebabkan tanaman hidroponik mati.


Tanaman hidroponik yang terkena busuk akar biasanya daunnya layu, tidak segar, pertumbuhannya terganggu dan pada akhirnya akan mati.

Tanaman terkena busuk akar

Busuk akar sangat rentan sekali menyerang tanaman yang ditanam dengan hidroponik sistem rakit apung. penyebab busuk akar umumnya karena kondisi bak penampung terlalu lembab, suhu air nutrisi tinggi sementara oksigen yang terlarut pada air sangat kurang.

Busuk akar harus diwaspadi, jika ada satu tanaman mati terkena busuk akar maka sebaiknya dipisahkan atau dibuang dari bak penampungan.

Busuk Akar pada tanaman hidroponik

Untuk mengatasi busuk akar biasanya ditambahkan alumunium foil pada permukaan rakit apung styrofoam, kemudian pada bak penampungan lebih baik menggunakan terpal dengan warna putih atau silver agar memantulkan cahaya, jika suhu sekitar panas, maka alangkah baiknya memasang pendingin untuk mempertahankan air agar tetap dingin serta menambah aerator agar suplai oksigen pada air nutrisi tercukupi.

Yang harus diperkatikan ketika bertanam hidroponik dengan sistem apung agar tidak gagal.

Menanam hidroponik dengan sistem apung tentu saja tidak mudah walaupun secara teori kelihatannya mudah,  perlu pemahanan dan perlu pengalaman, karena pada prakteknya anda bisa saja menemui kegagalan dan rugi, seperti tanaman membusuk, layu atau tanaman tumbuh tidak normal.
Untuk mengantisifasi hal-hal yang tidak diinginkan sebaikanya  anda memperhatikan hal-hal berikut pada tanaman hidroponik anda.

1. Pastikan suhu air Selalu dingin
Untuk menjaga suhu air tetap dingin, gunakan terpal pada bak penampung dengan warna silever agar dapat memantulkan panas, selain itu lapisi setiap rakit apung dari styrofoam dengan alumunium foil dipermukaannya, ini juga bisa memantulkan panas yang datang dari permukaan styrofoam.

Pastikan letak bak penampung tidak langsung mendaptkan sinar matahari, karena jika suhu air sering hangat akan memancing pertumbuhan jamur phytium yang dapat merusak akar tanaman jadi  membusuk, sehingga tanaman akan layu dan mati yang membuat anda gagal panen.

2. Pastikan Bak penampungan tidak terkena air hujan langsung.
Jika bak penampungan terkena air hujan, maka akan mempengaruhi kadar lauran nutrisi dan kadar keasaman air sehingga akan mempengaruhi tumbuh kembang tanaman.

Untuk menghindari air hujan, sebaiknya bak penampung diletakan di dalam ruangan yang di luarnya sudah dilindungi dengan atap transparan. Selain dapat melindungi dari air hujan atap transparan juga bisa melindungi dari sinar matahari langsung.

3. Pastikan PH dan PPM tetap normal.
Untuk memastikannya PH (derajat keasaman kita gunakan PH meter, sementara untuk mengukur PPM (part per milion 1 bagian dalam satu juta bagian atau kandungan senyawa dalam suatu larutan/kepekatan) anda bisa menggunakan alat yang bernama TDS Meter/EC Meter, walaupun tidak mendekati 100% alat-alat tersebut cukup bisa diandalkan.

4. Gunakan Air bersih dan segar.
Untuk air pastikan menggunakan air segar yang diperoleh dari sumur langsung, atau sumber mata air yang baik, jika menggunakan air ledeng sebaiknya air di saring terlebih dahulu, khawatir di perjalanan air sudah mengandung jamur yang berbahaya bagi akar tanaman.

5. Singkirkan tanaman yang mati busuk akar.
Jika anda melihat ada salah satu tanaman hidroponik anda layu atau mengering dan tidak tumbuh, sebaiknya cek apakah akar tanaman membusuk, jika membusuk sebaiknya segera pisahkan dan buang, karena kemungkinan penyebabnya adalah bakteri, jika dibiarkan bakteri yang membuat akar tanaman membusuk bisa menyebar ke tanaman pada netpot lainnya.

6. Pastikan tanaman tetap segar
Anda bisa mengecek akar tanaman dengan mengangkat rakit apung styrofoam, lihat dan amati tanaman hidroponik anda, jika terlihat segar dan montok itu bisa dipastikan akar tanaman mendapatkan suplai air, nutrisi dan oksigen yang cukup.

Jika tanaman sedikit layu atau menguning serta tanaman kurang berkembang bisa jadi penyebabnya busuk akar atau suplai oksigen yang kurang, silahkan tambahkan Aerator untuk menyuplai oksigen agar air nutrisi pada bak lebih kaya oksigen, cek akar jika tanaman melayu dan tidak tumbuh normal, jika akar coklat pisahkan, kemungkinan suhu air terlalu hangat yang mengundang tumbuhnya jamur yang menyerang akar.

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar yang sesuai dengan topik, Mohon Maaf komentar dengan nama komentator dan isi komentar yang berbau P*RN*GRAFI, OB*T, H*CK, J*DI dan komentar yang mengandung link aktif, Tidak akan ditampilkan!