Menanam hidroponik adalah cara menanam dengan memanfaatkan air yang didukung dengan teknologi, air yang digunakan adalah air biasa yang sudah dicampur dengan pupuk sebagai nutrisi dengan takaran tertentu untuk tumbuh kembang akar menyerap makanan.

Saat ingin menanam dengan teknik hidroponik, langkah pertama yang paling penting adalah harus ditentukan adalah sistem hidroponik yang ingin digunakan, sistem hidroponik yang dipilih akan mempengaruhi besar kecilnya modal yang harus dikeluarkan.

 

Ada banyak sekali teknik hidroponik yang banyak digunakan, diantaranya:

 

1. Sistem wick (Sistem Sumbu), Sistem air tergenang dan diam, dimana air nutiris sampai ke akar menggunakan bantuan kain planel sebagai sumbu untuk rambatan air sehingga nutrisi dapat sampai dan dapat diserap akar.


2. Sistem rakit apung, yaitu sistem air tergenang dimana airnya diberi oksigen dan diputar air menyentuh permukaan media tanam pada netpot.


3. Sistem DFT(Deep Flow Technique), sistem hidroponik dengan menggunakan air tergenang dan mengalir, sistem ini kebanyakan menggunakan pipa dan pompa, pada pipa di atur agar air ada yang tergenang diatur dengan ketinggian tertentu, ketika air sudah mencapai tinggi maksimal air mengalir ke lubang keluar, masuk ke tandon (wadah air) dan diputar dengan bantuan pompa untuk masuk dialirkan ke pipa kembali, pada sistem ini permukaan media tanam pada netpot tanam harus menyentuh permukaan air.

 

4. Sistem NFT(Nutrient Film Technique), sistem air mengalir tanpa ada genangan, biasanya menggunakan pipa dan pompa penarik, air dari tandon dihisap pompa untuk dialirkan ke pipa, dimana air di pipa harus di ataur setipis mungkin, air langsung keluar ke tandon (wadah air) dan diputar masuk kembali ke pipa begitu terus, pada sistem ini permukaan media tanam yang terdapat pada netpot tanam menyentuh permukaan air.

 

Dari ke 4 sistem hidroponik di atas tentu saja setiap sistem memiliki biaya instalasi yang berbeda-beda, namun yang paling murah dan sederhana adalah menggunakan sistem wick. hidroponik sistem wick atau sistem sumbu dapat menggunakan wadah untuk menampung air dari berbagai bahan, salah satu yang bisa digunakan adalah botol bekas, seperti misalnya botol plastik bekas aqua, bekas dirigen dan lain sebagainya.

 

Cara Bertanam Hidroponik Sederhana dengan Botol Bekas.

Untuk belajar menanam hidroponik, anda bisa memilih sistem hidroponik yang paling sederhana dan paling murah, yaitu menggunakan sistem wick, dengan media tanam dari botol bekas.

Sistem wick ini sistem yang paling sederhana, bahan-bahan yang dapat digunakan dapat dibuat dari botol plastik bekas.

 

Bahan-bahan yang harus disediakan untuk menanam sistem wick adalah:

 

1. Botol plastik bekas air minum mineral.

2. Kain planel, atau kain katun yang mudah menyerap air.

3. Media tanam (bisa rockwool, sekam bakar, kapas atau busa.

4. Air Tawar biasa (yang bagus itu yang memiliki nilai PPM kecil, di saya yang paling bagus itu air hujan yang sudah diendapkan atau air sumur).

5. TDS Meter untuk mengukur PPM (bisa beli harganya paling 35.000) ini wajib sih menurut saya agar bisa mengukur air nutrisi.

6. Pupuk Hidroponik ABMIX (nah untuk belajar lebih baik beli pupuk tinggal pakai, yaitu pupuk hidroponik ABMIX yang banyak dijual di toko-toko hidroponik online maupun offline). jika sudah mahir menanam hidroponik sebenarnya anda bisa beralih ke pupuk racikan sendiri yang tentunya harganya akan jauh lebih murah.


Membuat pot tanam hidroponik sistem wick dari botol bekas air kemasan.

Langkah pertama sebelum menanam hidroponik, silahkan sediakan beberapa buah botol bekas, kemudian buat seperti gambar di bawah ini:

Hidroponik sistem wick botol bekas

Konsep sistem wick, Anda bisa membuatnya seperti gambar di atas, lebih baik cat botol bening dengan cat gelap agar si air nutrisi tidak langsung terkena matahari, biasanya sih kalo bening suka lebih cepat ditumbuhi lumut.

Sebagai media tanam sebenarnya anda bisa menggunakan rockwool atau sekam bakar, jika yang ditanam dalam satu botol banyak biji, misal kangkung maka lebih baik memilih sekam bakar, jika setiap satu botol satu biji tanaman  seperti sawi-sawian, lebih baik menggunakan rockwool.

Sebaiknya anda melakukan penyemaian benih terlebih dahulu, terutama benih sawi-sawian, sementara jika yang ditanam seperti kangkung, itu bisa langsung ditanam tanpa harus disemai.

 

Pemberian Air nutrisi

Air nutrisi adalah air biasa yang dicampur dengan Pupuk ABMIX,  pastikan dilarutkan sesuai petunjuk, gunakan TDS meter, dan pastikan PPM air nutrisi untuk di awal tanam bernilai 400 PPM,  setiap minggu bisa dinaikan sebesar 100 ppm s/d 200ppm, begitu seterusnya hingga 1 minggu menjelang panen dihentikan. maksimal ppm yang diberikan sampai dengan kisaran 1400ppm ini khusus untuk sayuran daun termasuk sawi-sawian.

Untuk jenis sayuran daun

minggu 1 400ppm

minggu ke 2 400+150= 550ppm

minggu ke 3, 550+150 =600 ppm

dst

begitu seterusnya hingga menjelang panen, lihat pertumbuhan tanaman, jika tanaman sudah cukup usia anda bisa menambahkan + 200 ppm, pastikan maksimal 1400 ppm, 1 minggu menjelang panen untuk sayuran daun lebih baik ganti pakai air biasa agar rasa tanaman lebih segar.

 

 Kelemahan sistem wick

1. Karena sistem wick airnya diam, kadang si air kekurangan oksigen dan si air apabila terkena panas PH nya akan naik, sehingga daun menjadi bercak kuning, solusinya air nutrisi yang ada di wadah pot sering di goyang goyang atau di aduk agar oksigen masuk.

2. Pastikan agar si air tidak terkena matahari langsung, agar suhunya tidak mudah naik, cukup tanamannya saja yang terkena sinar matahari langsung.

 

3. Jangan terkena hujan, karena air nutrisi bisa tercampur air hujan sehingga ppmnya berubah.

 

Menurutku sistem wick itu repot apalagi wadah yang dibuat banyak, saat air nutrisi habis, kita mau-tidak mau direpotkan harus mengisinya satu persatu, sungguh tidak praktis. apalagi saat tanaman besar, maka air nutrisi akan lebih cepat habis.

Tapi untuk tahap pembelajaran sistem wick cocok karena biayanya lebih murah, jika sudah pintar dan paham bertanam hidroponik, maka bisa beralih ke Sistem DFT atau NFT. 


Apakah selain botol bisa menggunakan bahan lainnya?, 

Tentu saja bisa yang penting konsepnya sama, anda bisa menggunakan gelas besae, bekas dirigen plastik, bambu dan lain sebagainya. ingat yang penting konsepnya sama.

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar yang sesuai dengan topik, Mohon Maaf komentar dengan nama komentator dan isi komentar yang berbau P*RN*GRAFI, OB*T, H*CK, J*DI dan komentar yang mengandung link aktif, Tidak akan ditampilkan!