Ada banyak sekali jenis tanaman terutama tanaman sayuran konsumsi yang bisa kita tanam secara hidroponik, baik untuk kebutuhan sayuran rumahan, maupun untuk kebutuhan bisnis. menanam dengan teknik hidrponik dipilih karena pemeliharannya lebih praktis, tidak harus memiliki area persawahan dan harga jualnya pun lebih mahal.


Tidak jauh berbeda dengan teknik menanam sayuran secara konvensional, dengan teknik menanam secara hidro ponik pun hampir semua jenis tanaman sayuran bisa kita budidayakan. Namun pada saat memilih tanaman untuk skala bisnis, setidaknya kita harus melakukan riset pasar dan juga mampu menentukan jenis tanaman sayuran yang mudah tumbuh, dan cepat dipanen.

 

Jika tanaman semakin sering dipanen, maka penghasilan pun akan berbanding lurus dengan biaya dan tenaga yang kita keluarkan, semakin cepat dipanen uangpun akan lebih cepat kita dapatkan.

 

Untuk skala bisnis, jenis tanaman hidrponik yang bisa kita pilih untuk ditanam alangkah baiknya  memiliki karakteristik, sebagai berikut:

  • Memiliki masa panen yang singkat,
  • Mudah tumbuh dan mudah dipelihara
  • Banyak disukai oleh masyarakat
  • Harganya lumayan
  • Tidak perlu modal banyak
  • Lebih cepat dipanen
  • Bisa panen berkali-kali tanpa harus menaman ulang.

salah satu jenis tanaman hidrponik yang sesuai dengan karakter di atas adalah tanaman kangkung.


 Tanaman hidrpinik paling cepat panen

Dari sekian banyaknya tanaman jenis sayuran yang paling banyak ditanam secara hidrponik yang cepat untuk dipanen adalah kangkung.

 

Kangkung, tanaman hidrponik paling cepat panen

 

Masa panen kangkung adalah 28- hingga 30 hari, selain itu kangkung bisa dipanen secara berulang tanpa harus menanam lagi dari awal.

Setelah masa panen sebelumnya, kangkung bisa dipanen kembali setiap 15 hari begitu seterusnya, bahkan bisa dipanen sampai dengan 5 kali dengan kualitas yang cukup baik.


Kangkung hidroponik sangat menguntungkan untuk dibudidayakan 

Satu jenis tanaman sayuran yang bisa dibudidayakan secara hidrponik untuk sekala usaha adalah tanaman sayuran kangkung.

Banyak sekali petani sukses dari menanam kangkung, mereka mampu meraup keuntungan hingga jutaan rupiah dalam satu bulan hanya dari menanam kangkung.

Tanaman kangkung banyak dipilih karena di indonesia tanaman ini paling banyak diminati oleh masyarakat, bahkan tanaman kangkung disebut sebagai tanaman sejuta umat, itu karena terlalu banyak orang yang menyukai sayuran yang satu ini.

Dengan demikian kita sudah bisa memastikan bahwa pangsa pasar untuk tanaman ini cukup bagus, sehingga tanaman ini layak untuk dijadikan media bisnis.
 

Tanaman kangkung lebih cepat panen (28-30 hst) dan bisa dipanen lebih dari satu kali

Jika anda sedang mencari jenis tanaman yang bisa ditanam secara hidrponik dan lebih cepat panen, anda bisa memilih tanaman kangkung, jenis tanaman yang satu ini sangat cepat pertumbuhannya sehingga cepat untuk dipanen dan pemeliharannya tidak sulit.
 
Untuk kangkung hidrponik bisa dipanen pada usia 28 hingga 30 hari, tergantung kebutuhan, jika ingin mendapatkan tanaman muda maka kangkung bisa dipanen di usia 25-28 HST (hari setelah tanam).  jika ingin usia yang cukup ideal dikonsumsi rata-rata bisa dipanen pada usia 30 HST.

Keuntungan lain dari tanaman hidrponik kangkung adalah, tanaman ini bisa dipanen berkali-kali, setelah panen dengan cara dipetik.

Setelah panen yang pertama, tanaman ini dapat tumbuh lagi mengeluarkan tunas baru dengan baik bahkan tanpa harus dikasih nutrisi tambahan, setelah 15 hari tanaman ini bisa dipanen ulang, begitu seterusnya.

Saya pribadi pun sering menanam kangkung dan setiap 15 hari bisa dipanen hingga sampai 5 kali panen tanpa harus menanam ulang dari awal.

Untuk hidponik sekala besar, dengan kelebihan ini bisa anda gunakan untuk menanam kangkung dengan masa panen selang-seling, hingga setiap minggu bisa panen, atau diseting setiap hari agar bisa panen secara bergantian.


Kangkung mudah dipelihara dan dibudiayakan secara hidrponik

Selain memiliki masa penen yang singkat, kangkung mudah sekali dibudidayakan secara hidrponik, tidak banyak menghabiskan nutrisi, bahkan hanya dengan air biasa pun kangkung bisa tumbuh cukup baik.
 
 
Namun untuk mendapatkan hasil yang berlimpah kita lebih baik menyeuaikan kebutuhan nitrisi agar pertumbuhan kangkung bisa maksimal dan bisa dipanen dengan kualitas yang baik.

 

Banyak disukai oleh masyarakat dan harganya relatif murah

Mungkin ini bukan rahasia umum lagi, kita ketahui rata-rata masyarakat indonesia sangat menyukai kangkung sebagai sayuran yang kadang bisa dikonsumsi setiap hari, selain memiliki kandungan gizi yang bagus harga kangkung juga relatif murah sehingga terjangkau untuk kalangan kecil maupun menengah,.
 
Budidaya  kangkung hidrponik bisa dijadikan lahan untuk usaha kecil menengah yang cukup potensial. untuk skala kecil kangkung bisa dijual ke tetangga terdekat atau masyarakat sekitar, sementara untuk usaha sekala besar kita bisa menjualnya ke pasar atau ke toko-toko yang khusus menjual aneka sayuran.
 
Dengan pengemasan yang menarik ditambah embel-embel hidrponik dan tampilan menarik, umumnya masyarakat akan lebih menyukainya dan berminat untuk membelinya.
 
 
 
Sebenarnya ada banyak tanaman hidrponik yang cepat untuk dipanen, seperti pakcoy, chaisim, bayam dan tanaman sayuran semacamnya, namun kangkung bisa menjadi pilihan karena memiliki masa panen yang singkat, pemeliharan yang mudah juga bisa dipanen berkali-kali..

Kisah sukses petani kangkung raup puluhan juta rupiah dari jualan kangkung hidrponik

Zekky Bachry menempatkan 32 perangkat hidroponik bertingkat di lahan terbuka seluas 3.000 m². Petani di Desa Sukaluyu, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, itu menanam kangkung dengan teknologi hidroponik. 
 
Setiap perangkat terdiri atas 24 talang pipa polivinil klorida (PVC) dengan panjang masing-masing 12 meter. Ia menyusun talang-talang itu dalam rak berbentuk segitiga. 




Dari seluruh perangkat itu, Zekky memanen 1,5 ton kangkung setiap pekan. Zekky mengemas hasil panen dalam kemasan berbobot 250 g dan 1.000 g. Ia menjual hasil panen itu ke pasar swalayan Rp20.000 per kg. Artinya, dalam sepekan omzet Zekky rata-rata hingga Rp30-juta per pekan. Menurut Zekky dengan harga jual itu sangat menguntungkan meski biaya investasi ketika memulai budidaya relatif mahal.

Alumni Jurusan Fisika Universitas Indonesia itu mengatakan biaya produksi untuk menghasilkan 1 kg kangkung hidroponik hanya Rp8.000. Artinya, ia memungut laba Rp12.000 per kg. Dengan laba sebesar itu Zekky bisa mencapai balik modal setelah berproduksi selama 10 bulan. “Kangkung jenis tanaman yang mudah dibudidayakan dan disukai semua kalangan. Namun, nilainya akan meningkat jika dibudidayakan secara hidroponik,” kata Zekky.

Menurut praktikus hidroponik asal Kota Bandung, Jawa Barat, Charlie Tjendapati, budidaya kangkung dengan sistem hidroponik memang menguntungkan. Hasil hitung-hitungan Charlie, jika terdapat 86.400 lubang tanam, maka menghasilkan 5.400 kg sekali panen. “Sekilogram kangkung terdiri atas 64 tanaman. Jika setiap lubang tanam menghasilkan 4—6 tanaman, maka untuk menghasilkan sekilogram kangkung perlu 16 lubang tanam. Jika jumlah lubang tanam 86.400, berarti jumlah panen mencapai 5.400 kg,” katanya.


No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar yang sesuai dengan topik, Mohon Maaf komentar dengan nama komentator dan isi komentar yang berbau P*RN*GRAFI, OB*T, H*CK, J*DI dan komentar yang mengandung link aktif, Tidak akan ditampilkan!