Mengenal sistem tanam hidroponik (Wick, NFT dan DFT) Khusus Pemula
Saya menulis ini hanya untuk dokumentasi tahap proses pembelajaran saya pribadi, agar selalu diingat dalam jangka panjang, kebetulan saat ini lagi senang dengan budidaya tanaman hidroponik, jadi saya memutuskan apa yang saya pelajari lebih baik ditulis untuk didokumentasikan, jadi kalau lupa bisa dibaca kembali tanpa pusing mutar-mutar cari referensi lagi, ya mudah mudahan apa yang saya sajikan ini bisa bermanfaat juga untuk anda yang membutuhkan informasi ini.
Oh ya mengenai sistem tanam hidroponik saya kurang tahu jumlahnya ada berapa (menurut informasi yang saya baca sih kabarnya ada 6 sistem hidroponik), namun yang paling saya kenal dan sepertinya banyak sekali diimplementasikan di negara indonesia terutama untuk sekala rumahan level menengah ke bawah adalah sistem tanam metode Wick, NFT dan DFT, sori kalau kurang update atau salah maklum pemula hehe...
Alangkah baiknya sebelum budidaya tanaman hidroponik, anda mengenal sistem tanam hidroponik ini, sekaligus kelebihan dan kekurangan untuk setiap sistem tanam tersebut, sehingga sebelum anda memulai budidaya sayuran hidroponik, anda bisa mempertimbangkan sistem tanam mana yang akan anda pilih terutama yang cocok dengan modal anda.
Mengenal sistem tanam hidroponik Sistem Wick, NFT dan DFT.
Jika harus dijelaskan kembali sistem tanam hidroponik adalah sistem tanam yang menggunakan media air yang sudah dicampur nutrisi untuk membantu pertumbuhan tanaman yang kita tanam.Hidroponik banyak dilirik, karena banyak memiliki keuntungan, selain tidak perlu lahan pertanian luas , penanaman dengan sistem hidroponik tidak perlu kotor-kotoran dan sayuran yang kita tanam setidaknya bebas dari hama tanaman.
Terkait sistem tanam hidroponik 3 sistem tanam yang sering digunakan di indonesia untuk kalangan menengah ke bawah diantaranya adalah Sistem Wick, sistem NFT dan Sistem DFT.
1. Sistem Wick (sistem Sumbu)
Sistem Wick Hidroponik (sistem Sumbu) |
Sistem tanam hidroponik yang pertama adalah sistem WICK, sistem wick ini menurut saya yang paling murah dan sederhana dan sangat cocok untuk PEMULA, bahkan bisa menggunakan media-media bahan yang sudah tidak terpakai, sistem hidroponik Wick ini sangat cocok sekali untuk pemula.
Untuk menanam sistem wick membutuhkan wadah atau apa saja yang bisa menampung air, bisa botol bekas air mineral, ember, bak, dove dan lain sebagainya yang bisa menampung air.
Sistem ini pada umumnya tidak memerlukan listrik untuk mengalirkan air, air yang sudah berisi larutan nutrisi akan dibiarkan tertampung dalam wadah dan tidak mengalir.
Skema instalasi hidroponik sistem Wick (sistem sumbu) |
Wadah tanam bisa menggunakan Netpot atau semacamnya yang sudah dilubangi bagian bawahnya, di bagian bawah netpot dikasih kain untuk sumbu, dimana ketika netpot dipasang tidak langsung menyentuh air nutrisi, namun hanya sebagian sumbu kain sumbu saja yang terendam pada air yang sudah berisi larutan nutrisi. Air nutrisi akan merambat sampai pada tumbuhan melalui sumbu kain tersebut.
Sistem wick biasanya menggunakan media tanam seperti Rockwool, Perlite, Vermiculite, batu kerikil, hydroton, sekam bakar, dan cocopeat, sedangkan sumbu bisa menggunakan kain flannel atau jenis bahan lainnya yang mudah menyerap air.
Kelebihan Wick System (Sistem Sumbu):
- Tanaman dapat mendapat suplai air dan nutrisi secara terus menerus
- Biaya pembuatan yang murah
- Mempermudah perawatan tanaman karena tidak perlu melakukan penyiraman
- Tidak tergantung listrik
Kekurangan Wick System (Sistem Sumbu):
- Air dan nutrisi yang diberikan tidak dapat kembali ke bak penampungan sehingga lebih boros
- Banyaknya jumlah air yang diberikan akan sedikit susah diatur
- Tanaman dapat kekurangan oksigen terlarut, oleh karena itu harus sering mengaduk-ngaduk air nutrisi secar rutin atau menggunakan alat penyuplai udara yang tiupkan ke air.
2. Sistem NFT Hidroponik
Hidroponik sistem NFT |
Sistem hidroponik yang kedua adalah sistem NFT atau (Nutrient Film Technique), Sistem NFT hidroponik ini adalah sistem hidroponik yang mengalirkan air nutrisi ke akar tanaman secara tipis (film) dengan ketebalan air pada penampang ( 3mm atau 0,5 cm s/d 1cm), tujuannya adalah agar tanaman mendapatkan suplai oksigen, nutrisi dan air secara cukup.
Sistem NFT hidroponik cocok sekali untuk sekala rumahan, sekala menengah dan sekala industri, namun untuk membangun sistem tanam hidrponik ini cukup mahal jika dibandingkan dengan Sistem Wick.
Skema instalasi hidroponik Sistem NFT |
Media yang digunakan untuk mengalirkan air nutrisi pada sistem NFT ini biasanya menggunakan Gully atau talang air yang dipasang sedikit miring (5 s/d 10 derajat, menurut penelitian semakin curam kemiringannya semakin tinggi produksi tanaman), selain gully atau talang air, bisa juga menggunakan paralon namun harus tetap menjaga ketipisan air yang mengalir.
Pada sistem NFT ini netpot harus langsung menyentuh air, perlu diingat pada sistem ini tidak ada genangan air, air terus menerus mengalir selama 24 jam dengan mempertahankan ketipisannya hingga tanaman siap dipanen.
a. Kelebihan NFT Sistem hidroponik
- Pertumbuhan tanaman lebih cepat dibandingkan dengan sistem lain, karena tanaman mendapatkan suplai air, oksigen dan nutrisi yang cukup secara terus-menerus.
- Kebutuhan nutrisi lebih sedikit.
- Resiko pengendapan kotoran di dalam penampang air (gully) lebih sedikit.
- Pertumbuhan tanaman bisa seragam.
b. Kekurangan NFT Sistem Hidroponik
- Membutuhkan modal instalasi yang cukup mahal
- Sangat tergantung listrik (kecuali untuk anda yang sudah menggunakan sistem vakum untuk mengalirkan air)
- Resiko penyebaran penyakit oleh bakteri pada air akan sangat cepat karena air mengalir.
- Jika listrik padam, maka tidak ada aliran air nutrisi yang mengalir dan tanaman tidak akan dapat nutrisi, pastikan suplai air terus mengalir.
3. Sistem Hidroponik DFT
Hidroponik sistem DFT |
DFT hampir mirip dengan NFT yang menggunakan sirkulasi air, namun pada sistem DFT selain air mengalir tidak ada kemiringan dan pada penampang juga tersedia air yang tergenang dengan kedalaman sekitar 4 - 6 cm atau 1/4 dari pipa yang digunakan, ketika air melebihi kedalaman tersebut air akan dikeluarkan melalui saluran keluar.
Skema instalasi sistem hidroponik DFT |
Instalasi bisa menggunakan pipa atau talang air yang dinstal sesuai dengan skema DFT
a. Kelebihan dari DFT ini adalah :
- DFT membutuhkan listrik 24 jam atau bisa kurang dari 24 jam
- Saat listrik padam tanaman masih bisa dalam kondisi aman karena ada genangan nutrisi.
- Pertumbuhan lebih optimal karena unsur hara nutrisi lebih tercukupi.
- Tanaman yang menggunakan sistem DFT memiliki umur panen yang lebih cepat.
- Hasil panen tanaman dapat lebih seragam.
- Perawatan dan pemeliharaan lebih mudah.
b. Kekurangan sistem DFT ini adalah :
- Tanaman dapat kekurangan oksigen terlarut sehingga membuat pertumbuhan tanaman terganggu.
- Resiko busuk pada akar tanaman karena jumlah air yang terlalu banyak.
- Dapat terjadi endapan pada pipa menyebabkan banyak masalah yang timbul.
- Lebih banyak memerlukan nutrisi
- Tanaman yang terkena virus, jamur, hama dan penyakit akan tersebar dengan cepat.
Kabarnya ada 6 sistem tanam hidroponik yang sering digunakan di seluruh dunia, 3 sistem tanam hidroponik di atas saya sajikan karena masih terjangkau untuk budidaya hidrponik rumahan dengan sekala menengah ke bawah.
Demikian mengenai sistem tanam hidroponik (Wick, NFT dan DFT), semoga informasi di atas bermanfaat untuk anda yang membutuhkannya. Salam Satu hobi:D
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar yang sesuai dengan topik, Mohon Maaf komentar dengan nama komentator dan isi komentar yang berbau P*RN*GRAFI, OB*T, H*CK, J*DI dan komentar yang mengandung link aktif, Tidak akan ditampilkan!